. . . .Ada sebuah kisah  tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Suami bertanya  : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya… Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya.”

Sahabat Hikmah…
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu. Yang terpenting dari pelajaran ϑî atas, adalah :

“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ….”

Semoga kita semua mengerti betapa berharganya sebuah “KELUARGA”.

(Kiriman dari teman)


Ada kisah menarik yang yang sangat berharga buat kita semua, terutama buat SAYA pribadi, teman-teman PNS, PEJABAT, TNI, POLRI, ANGGOTA DEWAN, atau karyawan yang lain, berikut kisahnya:
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, “Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!”
“Tidak Dik, saya mau makan nasi saja,” kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Tidak Dik, saya sudah kenyang.”
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om.”
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. “Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya.”
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, “Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?”
“Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu.”
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. “Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh.” Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, “Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.”
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, “Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.”
**********************************************************
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter yg sangat bagus, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
>>>Dan para PNS, PEJABAT, TNI, POLRI, ANGGOTA DEWAN atau KARYAWAN swasta yang masih ‘MENGEMIS’ meminta uang tip atau pungli kepada pengguna jasa atau masyarakat, padahal mereka SUDAH DIGAJI, hendaknya belajar dengan seorang anak kecil penjual kue tadi. Dan bila ingin mendapat tambahan selain dari gaji, ikutilah cara anak kecil penjual kue tersebut dengan cara berjualan atau BERBISNIS dan bukan ‘MENGEMIS’. SEMOGA KITA BISA MENGAMBIL PELAJARAN AGAR INDONESIA SEMAKIN MAJU DAN JAYA.<<<

Sahabat Hikmah…
Ada suatu kisah seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, dengan hikmah ayahnya memberikan sekantong paku  dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah melakukan 32 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memaku paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.
Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahukan ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya.
Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar.
“Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya”
“Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu dan perbuatanmu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain”
Sahabat Hikmah…
AMARAH adalah sudah FITRAH ada dalam diri manusia
Tetapi bila kita TIDAK  meLUAPkannya…
Maka itu adalah lebih UTAMA…
Karena luapan kemarahan hanya akan MENYAKITI orang lain yang akan ‘terus MEMBEKAS’
Dan menjadi ‘PENYESALAN’ diri kita…

”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surgayang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yangbertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yangmenahan amarahnya danmema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran : 133-134)

Seorang lelaki datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka”. Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan” (HR. Thobrani, Shohih)

Sahabat Hikmah…
Jagalah MULUTmu…
Seperti menjaga KEMALUANmu !
Karena keBANYAKan penduduk NERAKA…
Bukan hanya orang yang tidak bisa menjaga KEMALUANnya…
Tetapi juga orang yang tidak bisa menjaga MULUTnya *.
“Perkara yang paling BANYAK mengANTARkan orang masuk ke NERAKA
adalah MULUT dan KEMALUAN.” (HR. Tirmidzi)
“Barang siapa berIMAN kepada ALLAH dan HARI AKHIR…
Maka berKATAlah yang BAIK atau DIAM.” (HR. Bukhori-Muslim)

OFA
* (menjaga mulut bukan hanya dari ucapan yang tidak baik seperti ucapan yang menyakitkan, ghibah (gosip), fitnah, namimah (mengadu domba), panggilan yang buruk dll, tetapi juga menjaga dari makanan yang syubhat dan haram)
             بســــــــــــــــم الله الرحمن الر حيـــــــــــــــــــــــم

Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Firman Allah S.W.T (maksudnya):

" Dan mereka yang tetap memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang berhak mewarisi. Yang akan mewarisi syurga Firdaus; mereka kekal di dalamnya. " [QS. Al-Mukminun:9-11]


Dari Abu Said Al-Khudri r.a meriwayatkan bahawa beliau mendengar baginda Rasullullah SAW bersabda. " Sembahyang lima waktu akan menjadi kifarah kepada dosa-dosa yang dilakukan diantara kedua sembahyang tersebut. Iaitu dari satu sembahyang ke sembahyang lain jika melakukan dosa-dosa kecil akan terampun berkat sembahyangnya. Kemudian baginda Rasullullah SAW bersabda: Tidakkah kamu lihat kalau seorang yang bekerja disebuah kilang akan terdapat lima buah anak sungai yang mengalir dihadapan rumahnya. Apabila dia bekerja sudah pasti dipenuhi dengan kotoran, debu atau peluhnya dan setiap kali dia berlalu disungai tersebut dia akan mandi didalamnya. Adakah terdapat kotoran-kotoran lagi? Begitulah juga halnya dengan sembahyang yang mana dengan doa dan istighfarnya diampuni dosa-dosanya yang lalu dengan berkat sembahyangnya. " (HR. Bazzar, Tabrani)

Dari Abdullah ibn Qurtd r.a meriwayatkan bahawa Rasullullah SAW bersabda : " Perkara pertama yang akan dihisab bagi seorang hamba pada hari Kiamat ialah sembahyang. Sekiranya sembahyangnya baik, maka amalan-amalan yang lain akan diterima dan jika sembahyangnya rosak, maka semua amalan-amalan yang lain akan rosak. " (HR. Tabrani, Targhib)

Abu-Laits berkata: " Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus melazimi (membiasakan diri) empat dan meninggalkan empat iaitu:

1. Menjaga sembahyang lima waktu
2. Banyak bersedekah
3. Banyak membaca al-quran
4. Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah) 


Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:

1. Dusta
2. Khianat
3. Mengadu domba
4. Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: " Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.) " 



Riwayat daripada Ibnu Umar Radhiallahu 'anhuma, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Maksudnya: " Sesungguhnya apabila seseorang kamu meninggal dunia akan dibentangkan kepadanya tempat duduk pada waktu pagi dan petang. Sekiranya dia ahli syurga maka dia penghuni ahli syurga dan sekiranya dia ahli neraka maka dia adalah penghuni ahli neraka. Lalu dikatakan kepadanya: " Inilah tempat dudukmu sehingga Allah membangkitkan engkau semula di hari Kiamat. " (HR. Bukhari)
Lelah, Teramat Lelah
Oleh : Cahyadi Takariawan


Lelah. Mata ini lelah. Selalu terjaga, takut tertidur dan lengah. Jangan, jangan pejamkan mata, karena tugasmu berjaga. Tengah malam gelap gulita, mata ini masih terjaga. Berkhalwat khusyuk di kesunyian, munajat kepada Dia Yang Maha Perkasa. Memohon kekuatan, kemampuan, keteguhan, ketegaran, dalam perjalanan
dakwah yang amat panjang tak terkira. Pagi-pagi buta, mata ini tetap terjaga, jangan sampai umat terlanda bahaya dan bencana pada saat kita lengah menjaga mereka. Siang terang benderang, mata ini selalu terjaga, melakukan hal terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Lelah. Pikiran ini sangat lelah. Tak pernah berhenti mencerna ayat-ayat yang dibentangkanNya di alam semesta. Selalu berpikir, selalu menganalisa peristiwa, selalu merangkai kejadian di depan mata. Merancang strategi, taktik, upaya, cara dan sarana. Memetakan potensi para aktivis yang selalu setia bekerja dimanapun mereka berada. Memetakan jalan bagi kemenangan perjuangan, meretas kejayaan pergerakan. Memikirkan masa depan masyarakat, bangsa dan negara. Memikirkan rencana strategis, membangun peradaban masa depan yang gilang gemilang.

Lelah. Jiwa ini sungguh lelah. Setiap hari disuguhi konflik, kerusuhan, permusuhan, penyimpangan, dan penyelewengan dimana-mana. Setiap saat dihadapkan pada persoalan-persoalan kehidupan yang kian kompleks dan kian merata. Satu persoalan bangsa belum selesai diurai, muncul persoalan berikutnya. Satu konflik belum selesai dilerai, muncul konflik di tempat lainnya. Satu kasus belum selesai diungkapkan kebenarannya, telah menyusul kasus-kasus sekian banyaknya. Persoalan internal bertumpuk, pada saat yang sama harus tampil tegar menghadapi persoalan eksternal. Persoalan keluarga mengemuka, pada saat harus menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.

Lelah. Tubuh ini teramat lelah. Tubuh yang jarang dipenuhi hak-haknya. Kapan sempat olah raga, kapan sempat refresing dengan keluarga, kapan sempat bercengkerama dalam suasana luang, kapan sempat istirahat. Teramat sering para aktivis diistirahatkan oleh Tuhan Yang Maha Penyayang, karena dirinya tidak sempat beristirahat. Tubuh kian lemah, karena dipaksa terus bekerja, melakukan hal terbaik yang bisa dikontribusikan di jalan kebaikan. Terlalu sering tidak sempat memenuhi hak-hak tubuh, sementara ia harus selalu bekerja pagi, siang, sore dan malam. Terlalu sering tubuh dipaksa melakukan kerja di luar batas kesanggupannya, karena sangat ingin memenuhi kewajiban di jalan perjuangan.

Lelah. Kaki ini tak terperikan lelahnya. Menyusuri jalan terjal mendaki, berliku, penuh duri dan bebatuan keras. Jalan ini harus ditempuh, karena hanya ini yang akan membawa mencapai tujuan. Tak ada jalan lain, tak ada jalan pintas. Kaki yang tak pernah berhenti melangkah, menapaki jalan Kenabian, menapaki jalan para pejuang, menapaki jalan para pahlawan. Menapaki jalan yang akan membawa umat kepada peradaban mulia.

Lelah. Tangan ini sangatlah lelah. Melakukan kerja-kerja sosial, membaktikan karya bagi umat, menciptakan prestasi untuk negeri. Tangan ini selalu peduli, berbagi, memberi, dan berkontribusi. Tangan yang selalu kreatif menorehkan kerja nyata bagi masyarakat. Tangan yang selalu bermanfaat untuk membantu yang lemah, menolong yang resah, merangkul yang gelisah. Tangan yang selalu terbuka untuk menampung berbagai keluh kesah, dan siap memberikan bantuan bagi yang memerlukan.

Lelah. Diri ini teramat lelah. Semua potensi diri telah disumbangkan untuk melakukan yang terbaik. Terus bekerja, terus berkarya, terus berbuat untuk kejayaan Indonesia. Namun yang kita dapatkan adalah cemoohan. Sering yang kita dapatkan adalah caci maki dan sumpah serapah. Tak jarang yang kita temui adalah lontaran kebencian dan permusuhan. Lelah, rasanya telah habis semua tenaga, tak ada lagi yang tersisa, kendati kerja belum usai, belum juga tampak hasilnya.

Lelah. Di titik inilah kebahagiaan membuncah. Pada puncak kelelahan inilah kenikmatan benar-benar kita rasakan bak bunga merekah. Usapan lembut ayat-ayat Qur’an, “Jika kamu mendapatkan luka, maka sesungguhnya merekapun mendapatkan luka yang sama”, terasa masuk ke relung jiwa. Sangat dalam, dan sangat berkesan.

Sangat sejuk ungkapanNya sampai ke dalam dasar samudera jiwa, “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Bukan hanya kamu yang lelah. Jangan GR. Mereka juga lelah, semua juga lelah. Tetapi, apakah kelelahanmu di jalan kebenaran ? Apakah lelahmu di jalan Kenabian ? Apakah lelahmu di jalan Tuhan Yang Penyayang ?

Jika lelahmu di jalan Tuhan, masih adakah artinya menghitung jumlah lelah ? Masih perlukah mengeluhkan kelelahan ? Masih adakah keperluanmu membuat perhitungan dengan kelelahan ?
Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb.

Wanita muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. bahkan sang ibu kemudian

malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih.

Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam tiga gelas yang telah disiapkan. Di gelas pertama ia masukkan telur, di gelas kedua, ia masukkan wortel dan di gelas ketiga, ia masukkan kopi.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya: Wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah menjadi keras, dan kopi menghasilkan aroma yang harum.

Lalu sang ibu menjelaskan: "Nak... masalah dalam hidup itu bagaikan air mendidih". Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampak-nya".

Kita bisa menjadi:
1. Lembek seperti wortel.
2. Mengeras seperti telur.
3. Atau harum seperti kopi.

Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air... Mereka malah berubah oleh air. Sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara yang berharga.
Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja, tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?

Hari ini kita belajar ada tiga reaksi orang saat masalah datang.
* Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.
* Ada yang mengeras, marah, dan menyalahkan pihak lain.
* Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan bijaksana.

Itu semua tergantung pilihan kita sendiri bagaimana kita merespon sebuah permasalahan.
Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak diperhatikan.
Istri ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan.
Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan.
Istri ke-4: Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung" serta diutamakan!

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggila
h 4 orang istri

nya...

Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya...
"Maukah ikut menemaninya ke alam kubur?"
Si istri menjawab...
"Sorry, cukup sampai disini saja Saya ikut dengan mu..."

Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab...
"Sorry, Saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka."

Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama...maka dia pun menjawab,
"Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai keliang kubur, setelah itu Good Bye."

Si Suami sungguh kecewa mendengar semua itu...tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian...

Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya...
"Saya akan menemani kemanapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu..."

~~~~~~~~~~~~~~

Mau tau Apa dan Siapa istri ke-1 sampai ke-4 itu?

Istri ke-4 adalah "Harta dan Kekayaan".
Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.

Istri ke-3 adalah "Temen2" kita.
Mereka hanya akan mengantar jasad kita hanya sampai disaat disemayamkan.

Istri ke-2 adalah "Keluarga". Saudara dan Temen Dekat kita.
Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan, dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.

Istri ke-1 adalah "Tindakan dan Perbuatan" kita selama hidup di dunia. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya...

Berbuatlah banyak kebaikan selama kita masih hidup di dunia ini agar nantinya kita dapat memiliki bekal yang dapat dibawa apabila sudah waktunya nanti... o:)
Cerita ini adalah kisah nyata yang diambil sekitar 20-30 tahun yang lalu di Amerika. Disana ada Jack kecil, seorang anak yang menjual kue hasil buatan ibunya untuk biaya rumah sakit ayahnya. Suatu hari,
Jack kecil amat sangat lapar. Dikeranjangnya masih ada beberapa kue untuk dijual. Ia tahu ia lapar, tapi ia juga tahu ayahnya membutuhkan uang. Lalu ia mengetuk satu pintu. Keluarlah seorang perempuan kecil yang seusia dirinya sekitar 7 tahun. Anak perempuan ini bernama Laura.

Lalu Laura kecil bertanya kepada Jack,
"Untuk apa kamu kesini?"

"Saya menjual kue," jawab Jack kecil.

"Apa kamu tidak lapar?" tanya Laura lagi.

"Ya, saya amat sangat lapar." jawab Jack.

Lalu Laura masuk kedalam rumahnya dan membawa satu gelas susu. Ia berkata,
"Saya tidak punya uang atau makanan. Dan saya juga tidak mau kue itu. Tapi saya punya segelas susu. Karena kamu lapar, maka ambil saja ini."

Susu itu akhirnya diminum Jack. Itu adalah susu yang paling nikmat yang pernah ia minum semasa hidupnya.

Kita maju ke 20 tahun berikutnya...
Laura sudah tumbuh dewasa sekitar 27 tahun. Laura mengidap kanker rahim yang parah. Ia sudah seharusnya operasi tapi keluarganya bukan keluarga yang berada. Ia pergi dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya tapi mereka semua menolak mengoperasi Laura jika tidak ada uang sampai akhirnya dia menemukan satu rumah sakit besar di Amerika.

Di rumah sakit ini ia berkonsultasi kepada para dokter dan tetap, harus operasi. Ia akhirnya tidur di ranjang, dibuka perutnya, diambil rahimnya dan dibuang kankernya lalu dijahit lagi perutnya. Laura sehat kembali namun ia takut akan biaya yang harus dibayarnya. Akhirnya, Ia memberanikan diri ke kasir untuk meminta bon nya.

Sang kasir bertanya,
"Anda Laura?"

"Ya." jawab Laura.

"Dari kamar 21D?" tanya Kasir tersebut kembali.

"Ya." jawab Laura lagi.

"Ini adalah bon untuk biaya operasi kamu." kata Kasir sambil memberikan bon.

Laura teramat takut untuk membuka bon tersebut. Perlahan lahan saking takutnya ia akhirnya membuka bon tersebut. Dia tidak menemukan angka, namun menemukan tulisan yang teramat kecil. Isinya adalah sebagai berikut...


"Sudah dibayar dengan Segelas Susu"

Salam, Dr. Jack.

>>>>>>>>>>

Teruslah berbuat kebaikan...
Jangan pelit untuk berbuat kebaikan...
Sekecil apapun kenbaikan, dia akan kembali...
Dan sekecil apapun keburukan, diapun akan kembali
Tetapi Allah akan melipat gandakan kebaikan...
Dan Allah akan menghapus keburukan dengan kebaikan

"HAL JAZAAUL IKHSAAN ILLAL IKHSAAN"

"Bukankah KEBAIKAN akan dibalas dengan KEBAIKAN ?"
(Al-Quran)
Premium Blogspot Templates
Copyright © 2012 ISLAM INDOZONE